Baiklah, kembali ke masa sekarang. saat ini aku berumur 16 tahun, aku anak yang cukup baik di mata orang-orang dan tidak terpengaruh pergaulan bebas dan narkotika. Hari ini disekolah cukup menyenangkan, karena jam kosong di pelajaran Matematika. aku punya banyak teman, mungkin terlalu banyak. saat waktu sekolah usai temanku berkata "zen, pulang yuk" ucap Farhan. Farhan adalah teman terdekatku, dia duduk disebelahku, cukup pintar tapi tidak tampan. Bakatnya adalah kecepatannya yang setara Mach 2. "Hei aku bareng!" Haidar ikut menimbrung. Haidar, anak terpintar dikelasku, tampan tapi pelupa. Bakatnya adalah kejeniusannya. "heh... aku dilupakan ya" Nafi menyela, dia juga temanku, tidak tampan, agak pintar, agak bodoh juga. Bakatnya? matanya yg sangat tajam sampai bisa melihat berkilo-kilo meter jauhnya. Yah, mereka semua punya bakat mereka masing-masing. Sedangkan aku? HAHAHA. dalam perjalanan pulang kami bercanda ria, "hei zen.. bakatmu kapan muncul? aku tidak sabar menantikannya" ucap Farhan dengan wajah Jahil-sombongnya. "sialan kau farhan... kau mau kupukul?" kubalas. "awwww aku takut sekali.." "hei lihat! itu Ir. Arkan!" Nafi tiba-tiba berbicara. "Ir. Arkan? Universal Power?" "tepat sekali"
Ir. Arkan mendatangi kami, dan berkata "Halo semua, Namaku Arkan, Ir. Arkan, kalian semua pasti sudah tahu aku kan? hehehehe" kukira dia orang yang serius dengan jas yang dia pakai itu, ternyata... "namamu Zen bukan?" "he bagaimana bapak bisa tahu namaku?" Aku terheran-heran. "tentu saja, aku ini kan orang terkenal hahaha, baiklah Zen, bisakah kau ikut denganku?"
Ada urusan apa Ir. Arkan mengajak Zen?